Assalamualaikum…
Kenapa sampai terjadi kelompok atau
bergolong-golongan seperti itu…? Jawabannya Cuma satu : Karena adanya unsur
kedengkian. Kedengkian itu muncul bermula karena masing-masing orang membawa
atau berkeyakinan bahwa dalil yang dianut itu dari Rosul atau dari Nabi.
QS. 3 (19) Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah
diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Sebenarnya mudah saja kalo terjadi
perselisihan seperti itu, kembalikanlah semuanya kepada Alloh ( Al Qur’an ).
Sekarang pertanyaannya : Mau tidak orang kembali ke Al qur’an…??? Ini yang
sulit, ini yang susah. Masing-masing orang masih ngotot dengan dalilnya sendiri-sendiri.
QS. 42 (10) Tentang sesuatu apapun kamu
berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai
sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan
kepada-Nya-lah aku kembali.
QS.16(64) Dan Kami tidak menurunkan
kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada
mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman.
Padahal itu belum tentu demikian, karena
apa yang dari Nabi atau apa yang dikatakan Nabi itu hanyalah apa yang
diwahyukan saja. Padahal yang diwahyukan itu adalah Al Qur’an. Singkatnya bahwa
yang disampaikan Nabi kepada kaumnya itu hanyalah Al Qur’an, bukan yang
lain-lain. Kalaupun ada keterangan-keterangan yang menjelaskan, pastilah itu
tidak mungkin keluar / bergeser dari Al Qur’an. Tetapi pada kenyataan di
Masyarakat, orang sudah percaya 100% kalo itu sudah tertulis “ Hadits Shoheh,
Riwayat ini, dari Kitab ini, Karangan si ini “. Perlu diketahui pada waktu Nabi
masih hidup saja banyak kaumnya yang Fasik, ketika dihadapan Nabi bilang
beriman, tetapi dibelakang Nabi, berkhianat.
QS. 4 (81) Dan mereka (orang-orang
munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila
mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam
hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah
menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari
mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.
QS. 5 (41) Hari Rasul, janganlah
hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan)
kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:
"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga)
di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar
(berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain
yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat)
dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah
di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi
yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki
kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang
datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak
mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar.
QS. 2 (59) Lalu orang-orang yang zalim
mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka.
Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena
mereka berbuat fasik.
Seharusnya kalo ada yang menyodorkan
Hadits, se-yogyanya atau alangkah baiknya kita periksa dulu dalam Al qur’an,
ada apa tidak ayat berhubungan dengan Hadits tersebut. Kalo emang tidak ada
alias mengada-ada atau bahkan bertentangan dengan Al qur’an, itu bias dipastikan “ Bukan Hadits ” karena Al Qur’an
itu sebagai Barometernya atau sebagai Tolok ukurnya.
Dari sini sebenarnya sudah jelas, bahwa
yang namanya Bid’ah atau Mengada-ada itu, apa-apa yang tidak dikerjakan oleh
Nabi/Rosul, kita tidak usah mengerjakannya. Padahal sudah jelas sekali ( Bagi
orang-orang yang telah mempelajari Al Qur’an dan terbuka Kesadaran Qolbunya )
yang dikerjakan oleh Rosul/Nabi itu pastilah apa yang terkandung/termaktub
dalam Al Qur’an. Jadi kalo mengerjakan apa-apa yang tidak terkandung/termaktub
dalam Al Qur’an itulah yang disebut BID’AH. Nabi/Rosul itu hanyalah menjalankan
dan menyampaikan Hukum Alloh kepada umatnya. Dan Nabi/Rosul itu tidak mungkin
berani membuat hukum selain hukum yang terkandung didalam Al qur’an. Kalo
sampai Nabi/Rosul berani membuat hukum baru , apakah itu tidak men-serikatkan
Hukum Alloh….????
QS. 46 (9) Katakanlah: "Aku
bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa
yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain
hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang
pemberi peringatan yang menjelaskan".
QS. 5 (99) Kewajiban Rasul tidak lain
hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan.
QS. 6 (57) Katakanlah:
"Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari
Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu
minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak
Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling
baik".
Hanya dengan Tadabur Al Qur’an kita akan
mengerti mana yang dari Nabi dan mana yang bukan dari Nabi. Al qur’an itu
adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, kalo mau dikatakan bertakwa
dihadapan Alloh, maka harus mau mempelajari Al Qur’an.
QS. 3 (138) (Al Quran) ini adalah
penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang
yang bertakwa.
Karena setelah kita mempelajarinya kita
akan mendapatkan petunjuk. Bagaimana mungkin mendapatkan petunjuk, kalo cuman
dibaca doang ( tanpa mengerti maknanya) , tanpa dipelajari, tanpa dikaji
ataupun tanpa di Tadabur…..????
QS. 4 (82) Maka apakah mereka tidak
memperhatikan ( Tadabur ) Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
QS. 38 (29) Ini adalah sebuah kitab yang
Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
Demi sempurnanya tulisan ini, jika saudaraku ada yang mau menambahkan Ayat Ar Rahman atau Hadits yang Shoheh, dipersilahkan.
Wassalamualaikum…