Jumat, 02 Maret 2012

IKTIBA' ROSUL - 1

IKTIBA’ ROSUL - 1 
A’udzubillahiminasyaithonirrojim
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum…

QS. 4 (60) Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

Note : Ngakunya beriman, tetapi berhukum kepada yang selain ALLOH, yaitu berhukum kepada THOGUT. Dia tidak sadar bahwa banyak sekali hukum-hukum yang diselundupkan oleh-2 orang yang berhukum kepada Thogut. Dia bilang bahwa ini dari rosul, ini dari nabi, padahal bukan. Nabi saja ketika masih hidup, banyak sekali kaumnya yang Fasik, yang Berkhianat, didepan nabi bilang ya..ya..yaa… Tetapi dibelakang Nabi dia Ingkar, membantah.

QS. 37 (25) "Kenapa kamu tidak tolong menolong?"
QS. 37 (26) Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.
QS. 37 (27) Sebahagian dan mereka menghadap kepada sebahagian yang lain berbantah-bantahan.
QS. 37 (28) Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka): "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dan kanan.
QS. 37 (29) Pemimpin-pemimpin mereka menjawab: "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman".
QS. 37 (30) Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas.
QS. 37 (31) Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu).
QS. 37 (32) Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat.
QS. 37 (33) Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab.

Note : Itulah dialog antara orang2 yang disesatkan dengan orang yang menyesatkan ketika didunia, walaupun yang menyesatkan itu dengan tidak sadar / dia tidak mengetahui bahwa apa yang disampaikan itu ternyata bertolak belakang dengan ajaran Nabi ( AL QUR’AN ). Tapi kalo sudah di akherat…. Sudah tidak ada gunanya lagi. Mumpung masih di dunia, marilah kita instropeksi diri kita masing-2.

QS. 6 (106) Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu; tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.
QS. 5 (49) dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.
QS. 22 (46) maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

NOTE : Kalo kesadaran qolbu seseorang tidak buta, maka orang tersebut akan dapat memahami tentang Ayat-2 Ar Rohman. Kalo seseorang telinganya tidak tuli, maka seseorang itu tidak akan membantah Ayat-ayat Ar Rohman. Sesungguhnya bukan mata yang dikepala yang buta, akan tetapi Qolbu yang didalam dada itu yang buta.

QS. 7 (176) Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
QS. 7 (177) Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
QS. 25 (44) atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
QS. 7 (179) Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

NOTE : Naudzubillahi min dzalik… Alloh menggambarkan seperti itu bagi orang-2 yang mendustakan ayat-2 Nya. Yang mendengar dan memahami Al Qur'an itu amatlah sedikit.

QS. 29 (49) Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
QS. 7 (146) Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.

Apakah kurang jelas…? Apakah kurang tegas….? Apakah kurang bisa dipahami…..??? Kalo apa yang di sampaikan oleh Rosululloh itu hanyalah apa yang diwahyukan saja yaitu AL QUR’AN….!!! Jadi bukan yang lain-lain. Banyak ayat-ayat Ar Rohman yang berulang-ulang kali menyampaikan akan hal itu, maksudnya bukan lain hanyalah Nabi selalu diingatkan oleh Alloh, agar apa yang selalu disampaikan kepada kaumnya tidak boleh bergeser dari AL QUR’AN.
Ayat-2 Ar Rohman yang saya analisakan diatas itu kan sudah jelas sekali. Sebenarnya masih banyak sekali ayat-2 Ar Rohman yang menegaskan akan hal itu. Katanya kita harus IKTIBA’ NABI….??? Trus mau iktiba’ itu iktiba’ yang mananya……????

Wassalamualaikum…

Minggu, 26 Februari 2012

SEBAB TERJADI GOLONGAN / KELOMPOK


A’udzubillahiminasyaithonirrojim
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum…
Kenapa sampai terjadi kelompok atau bergolong-golongan seperti itu…? Jawabannya Cuma satu : Karena adanya unsur kedengkian. Kedengkian itu muncul bermula karena masing-masing orang membawa atau berkeyakinan bahwa dalil yang dianut itu dari Rosul atau dari Nabi.

QS. 3 (19) Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.  

Sebenarnya mudah saja kalo terjadi perselisihan seperti itu, kembalikanlah semuanya kepada Alloh ( Al Qur’an ). Sekarang pertanyaannya : Mau tidak orang kembali ke Al qur’an…??? Ini yang sulit, ini yang susah. Masing-masing orang masih ngotot dengan dalilnya  sendiri-sendiri.

QS. 42 (10) Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali.

QS.16(64) Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Padahal itu belum tentu demikian, karena apa yang dari Nabi atau apa yang dikatakan Nabi itu hanyalah apa yang diwahyukan saja. Padahal yang diwahyukan itu adalah Al Qur’an. Singkatnya bahwa yang disampaikan Nabi kepada kaumnya itu hanyalah Al Qur’an, bukan yang lain-lain. Kalaupun ada keterangan-keterangan yang menjelaskan, pastilah itu tidak mungkin keluar / bergeser dari Al Qur’an. Tetapi pada kenyataan di Masyarakat, orang sudah percaya 100% kalo itu sudah tertulis “ Hadits Shoheh, Riwayat ini, dari Kitab ini, Karangan si ini “. Perlu diketahui pada waktu Nabi masih hidup saja banyak kaumnya yang Fasik, ketika dihadapan Nabi bilang beriman, tetapi dibelakang Nabi, berkhianat.

QS. 4 (81) Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat". Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.

QS. 5 (41) Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

QS. 2 (59) Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik.

Seharusnya kalo ada yang menyodorkan Hadits, se-yogyanya atau alangkah baiknya kita periksa dulu dalam Al qur’an, ada apa tidak ayat berhubungan dengan Hadits tersebut. Kalo emang tidak ada alias mengada-ada atau bahkan bertentangan dengan Al qur’an, itu bias  dipastikan “ Bukan Hadits ” karena Al Qur’an itu sebagai Barometernya atau sebagai Tolok ukurnya.

Dari sini sebenarnya sudah jelas, bahwa yang namanya Bid’ah atau Mengada-ada itu, apa-apa yang tidak dikerjakan oleh Nabi/Rosul, kita tidak usah mengerjakannya. Padahal sudah jelas sekali ( Bagi orang-orang yang telah mempelajari Al Qur’an dan terbuka Kesadaran Qolbunya ) yang dikerjakan oleh Rosul/Nabi itu pastilah apa yang terkandung/termaktub dalam Al Qur’an. Jadi kalo mengerjakan apa-apa yang tidak terkandung/termaktub dalam Al Qur’an itulah yang disebut BID’AH. Nabi/Rosul itu hanyalah menjalankan dan menyampaikan Hukum Alloh kepada umatnya. Dan Nabi/Rosul itu tidak mungkin berani membuat hukum selain hukum yang terkandung didalam Al qur’an. Kalo sampai Nabi/Rosul berani membuat hukum baru , apakah itu tidak men-serikatkan Hukum Alloh….????

QS. 46 (9) Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan".

QS. 5 (99) Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.

QS. 6 (57) Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik".

Hanya dengan Tadabur Al Qur’an kita akan mengerti mana yang dari Nabi dan mana yang bukan dari Nabi. Al qur’an itu adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, kalo mau dikatakan bertakwa dihadapan Alloh, maka harus mau mempelajari Al Qur’an.

QS. 3 (138) (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Karena setelah kita mempelajarinya kita akan mendapatkan petunjuk. Bagaimana mungkin mendapatkan petunjuk, kalo cuman dibaca doang ( tanpa mengerti maknanya) , tanpa dipelajari, tanpa dikaji ataupun tanpa di Tadabur…..????

QS. 4 (82) Maka apakah mereka tidak memperhatikan ( Tadabur ) Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.

QS. 38 (29) Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Demi sempurnanya tulisan ini, jika saudaraku ada yang mau menambahkan Ayat Ar Rahman atau Hadits yang Shoheh, dipersilahkan.

Wassalamualaikum…

Jumat, 24 Februari 2012

Ujud Syukur Setelah Kelahiran Anak


A’udzubillahiminasyaithonirrojim
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum…
Nabi Ibrahim juga sebagai uswatun hasanah, dulu QS. 37 (100) ini adalah permohonan Nabi Ibrahim kepada Alloh agar diberikan keturunan / anak yang sholeh/sholehah. Seharusnya atau lebih afdol lagi doa ini dibaca sebelum kita mempunyai anak. Tapi kebanyakan orang tidak mengetahuinya, justru setelah anak-anaknya sudah gede-gede baru dibaca. Biasanya sehabis sholat kita baca doa ini kan….?
QS. 37 (100) Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Menyiapkan nama bagi anak kita yang akan lahir memang perlu, karena nama yang baik diharapkan tingkah laku dan budi pekertinya kelak sebaik namanya. Akan tetapi yang paling penting lagi adalah bagaimana mensyukurinya setelah kelahiran anak kita. Ujud syukur yang sesungguhnya dalam QS. 16 (78) itu adalah : Bagaimana kita menggunakan Tiga Perangkat ( SAM’A = Pendengaran, ABSORO = Penglihatan, AF ‘IDAH = Hati / Qolbu)  yang telah Alloh berikan dengan sebaiknya sesuai dengan Kehendak Alloh.

QS. 16 (78) Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
1)  Apakah kita sudah menggunakan Pendengaran kita sebaik-baiknya….? Apakah sering untuk mendengarkan yang baik-baik….? Apakah sering untuk mendengarkan Ayat-ayat Ar Rohman jika ada yang menganalisakannya….? Apakah malah menutup telinga bak orang tuli….?
2)  Apakah kita sudah menggunakan Penglihatan kita sebaik-baiknya….? Apakah sering untuk Tadabur Alam disekitarnya…? Agar kita bisa mengambil segala sesuatu Hikmah / Pelajaran yang kita temui setiap harinya dimanapun berada….?
3)  Apakah kita sudah menggunakan Hati / Qolbu kita juga sebaik-baiknya….? Agar kita bisa memahami segala sesuatu tentang Kehendak Alloh yang sebenarnya. Apa justru kita meng-Kunci mati Hati kita….? Kalo memang demikian, benar Kata Alloh : Yang buta itu sebenarnya bukan Mata yang ada dikepala, melainkan Hati/Qolbu yang ada dalam dada.

Itulah sebenarnya makna Mensyukuri setelah kelahiran anak kita. Karena betapa banyaknya orang yang namanya indah, bagus, akan tetapi perilakunya bertolak belakang dengan namanya. Tanggung jawab yang besar bagi kedua orangtuanya untuk menjadikan ke Tiga Perangkat tadi agar sesuai dengan yang Alloh harapkan.
 
Wassalamualaikum….

Selasa, 14 Februari 2012

TAHAPAN BERPIKIR SECARA CERDAS


TAHAPAN BERPIKIR SECARA CERDAS
A’udzubillahiminasyaithonirrojim
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum…
Biasanya dalam kehidupan sehari-hari kita mendapat berita / khabar kadang ada yang tidak sesuai dengan pemikiran kita selama ini ( bertentangan/berlawanan ). Terkadang sebagian orang menganggap itu hanya angin lalu saja, tetapi sebagian orang juga menganggap itu pelajaran bagi dirinya, karena menjadikan hikmah / pelajaran apapun yang ada disekitar kita.
Lewat forum ini Ijinkanlah saya yang sedikit ilmu ini ingin berbagi kepada saudara-saudaraku yang saya kasihi tentang Tip/cara agar Kita dalam menentukan sikap tidak salah.
Dalam berpikir harus ada tahapan / proses  sbb :
1)      Menerima informasi dari panca indera kita : melihat dan mendengar.

2)      Membandingkan informasi yang kita terima dengan Data Base yang ada dipikiran kita selama ini.
Nah…. Disini terjadi diskusi dalam pikiran kita… ( Lohhh…  informasi ini kok nggak sama ya dengan pelajaran yang kita terima waktu dulu…?   ) Akhirnya terjadi gejolak dalam diri kita sendiri.
Contoh : Tentang Golongan Darah, dulu golongan darah “O” itu bisa ke mana-mana, tapi sekarang sama dokter ng bisa, harus ke “O” juga dan itupun Resume nya harus sama. Pertanyaannya : Lho, kok bisa…? Padahal dari dulu golongan darah “O” itu ya tetep “O” kan ng berubah-ubah, yach…. Itu karena perkembangan penelitian. Bener juga Motto ini : Penemuan yang terakhir kali adalah yang paling canggih.
( Itu contoh dari bidang kedokteran, apalagi contoh dari Ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al Qur’an, hhhmmm… banyak sekali Penemuan-2 Canggih, jadi bukan hanya seputar Ibadah saja)

3)      Menganalisis ( membandingkan untuk mengambil sikap berikutnya).
Jika dalam diri sendiri tidak mampu untuk mencari jalan keluarnya atau tidak mampu menganalisakan tentang ilmu yang baru itu, seharusnya tanyakan kepada orang yang faham tentang hal itu. Biasanya dalam sesi ini orang tidak suka berpikir, males untuk mencari perbandingan, apalagi bertanya. Akhirnya yang terjadi, dia langsung memutuskan sesuai dengan pikirannya selama ini yang belum tentu itu benar. Karena banyak diantara kita secara tidak sengaja melakukan kesalahan.

4)      Memutuskan
Jika tahapan yang ketiga telah ditempuh, maka seseorang akan bisa memutuskan dengan baik. Jika Logis, Obyektif dan Rasional maka Lanjut. Akan tetapi jika kebalikannya dalam artian hanya mengada-ada / mencari-cari  maka bisa ditinggalkan dan berpedoman kepada ilmu yang baru itu. Akan tetapi jika sudah tau, kok…. Masih berpedoman kepada yang salah karena dari dulunya, atau dari kecil atau bahkan kebanyakan orang memakai yang itu, hhhhhmmmmm…. Terserahlah…… Karena tugas kita hanyalah menyampaikan, Mau dipakai monggo…. Tidak ya monggooo…..
Jika tetap saja masih ada perbedaan/perselisihan,  jawabannya cuman satu : Kembalikanlah kepada Hukum Alloh (AL QUR’AN).

Sebagai bahan rujukan :
QS. 16 : 64 Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
QS. 42 : 10 Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nya-lah aku kembali.
QS. 42 : 48 Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat).

Mudah-mudahan yang sedikit ini, bisa menjadikan kita manusia yang bijaksana dalam menentukan sikap.
Wassalamualaikum…



ASA Semesta  : Bersikap lemah lembutlah dalam berdakwah. Maka disebabkan rahmat dari Alloh lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, & bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-2 yang bertawakal kepada Nya. (QS. 3 : 159 )

Rabu, 08 Februari 2012

PENGERTIAN "SA'AH" DAN "QIYAMAH"


PENGERTIAN “SA’AH” DAN “QIYAMAH”
A’udzubillahiminasyaithonirrojim
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Mungkin selama ini kebanyakan dari kita berpengetahuan bahwa Hari Kehancuran itu adalah hari Qiyamat. Tapi benarkah demikian…? Marilah kita mencari tentang hal itu tentunya dalam  Al Qur’anul Karim.
Didalam Al Qur’an Alloh menggunakan kata “ SA’AH “ yang berarti Hari dimana dihancurkannya seluruh Jagad Raya / Alam semesta.
Note :  Agar tidak salah persepsi, tetap ditulis apadanya “ SA’AH “ ( bahasa Arabnya ). Rujukannya sbb  :

QS. 7 ( 187 ) Yas ‘alunaka ‘Ani As-Sa’ati Ayyana Mursaha, ……
Mereka menanyakan kepadamu tentang “ SA’AH “: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".

QS. 43 ( 61 ) Wa ‘innahu La ‘ilmun Lissa’ati Fala Tamtarunna Biha Wa Attabi ‘uni……
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari “ SA’AH “. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.

QS. 16 ( 77 ) …… Wa Ma ‘amru As Sa’ati Illa kalamhi Al basari aw huwa ‘aqrabu…..
Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian “ SA’AH “ itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS. 47 ( 18 ) Fahal yan dhuruna ‘illa As Sa’ata ta’tiyahum baghtatan…….
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari “ SA’AH “ (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?

QS. 22 ( 1 ) Ya ‘ayyuha An Nasu Attaqu Rabbakum ‘Inna zalzalata As Sa’atu shayun ‘adhimun.
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari “ SA’AH “ itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).

QS. 22 ( 7 ) Wa ‘Anna As Sa’ata ‘Atiyatun la Rayba fiha Wa ‘Anna Allaha yab ‘athu Man Fi Al Quburi.
dan sesungguhnya hari “ SA’AH “ itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
Dalam beberapa ayat tersebut diatas, Alloh menyebut bahwa Hari Kehancuran itu adalah “ SA’AH “.

Sekarang kita lihat beberapa Ayat dalam Al Qur’an, bahwa Alloh menggunakan istilah “ QIYAMAH “ yang berarti Hari Berbangkit atau Hari berdirinya kembali setelah dihancurkan.

QS. 3 ( 185 ) Kullu Nafsin dha’iqatu al Mawti Wa ‘Innama Tuwaffawna ‘Ujurakum Yawma Al Qiyamati…..
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari “ QIYAMAT “ sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

QS 17 ( 58 ) Wa ‘In Min Qaryatin ‘Illa Nahnu Muhlikuha Qabla Yawmi Al Qiyamati ‘Aw Mu ‘adhdhibuha ‘Adhabaan Shadidaan…..
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari “ QIYAMAT “ atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

Nahhh…. Setelah kita lihat  analisa ayat-ayat Alloh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :
SA’AH adalah hari Kehancuran Alam Semesta ini dan QIYAMAH adalah hari diberdirikannya kembali alam semesta ini setelah hari kehancuran tadi ( SA’AH ). Di sini nanti hanya ada dua yaitu SURGA dan NERAKA atau Kampung Akherat. Dan ini konkret/nyata bukan bayangan saja.

Perlu diketahui bahwa Kalo seseorang telah ditempatkan ke dalam Neraka itu adalah KEKAL. Jadi kalo selama ini ada yang beranggapan bahwa di Neraka nanti Cuma sebentar, dalam artian dosa-dosa kita dibersihkan dulu, setelah bersih terus dipindahkan ke Surga, itu SALAH BESAR. Karena di akherat kelak itu adalah HARI PEMBALASAN, bukan HARI PELEBURAN DOSA.

Skema Kehidupan untuk Alam Semesta :
TIADA     |     ADA    |    SA’AH   |   QIYAMAT
Skema Kehidupan untuk Manusia : QS. 2 ( 28 )
MATI     |     HIDUP   |    MATI   |   HIDUP

Mudah-mudahan yang sedikit tersebut diatas, bisa menambah pemahaman kita dan tidak menjadi salah persepsi antara HARI SA’AH dengan HARI QIYAMAT.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh